Selasa, 28 Juni 2016

Sekilas Tentang Alat Berat


Dalam bisnis konstruksi, alat berat merupakan aset perusahaan. Untuk mengelola sehingga diperoleh daya guna tinggi, perlu usaha profesional dalam pengoperasian, yakni perawatan dan pembinaan operator dan mekanik, dengan melibatkan pertimbangan aspek ekonomi, teknologi, sumber daya manusia, K3 dan lingkungan.


Apa saja yang menjadi pertimbangan dalam aspek K3?

Aspek K3 yang akan dibahas disesuaikan dengan alat berat dan jenis pekerjaannya. Dikarenakan penulis tidak berasal dari latar belakang tehnik sipil dan mekanikal, maka pembahasan tidak terlalu mendalam dan sesuai dengan literatur yang dijadikan referensi.

1. Pemasangan tiang pancang
    A. Penumpukkan tiang pancang
  • Atur trailer pengangkut tiang pancang berhenti di site dekat lokasi titik pemancangan
  • Siapkan balok kayu di atas tanah padat dengan jarak dan posisi yang benar
  • Turunkan tiang pancang trailer dengan hati-hati dan cara yang benar
  • Setelah tumpukan tiang pertama selesai, tempatkan lagi balok diatas tumpukan tiang pancang pertama dengan jarak dan posisi yang sesuai dengan balok atas yang ditempatkan dibawah tumpukan pertama
  • Maksimal 3 tingkat penumpukkan
  • Letakkan balok kayu pada jarak 1/5L dari ujung tiang pancang dan pasang stopper
    B. Penarikan Tiang Pancang ke Titik Pemancangan
  •  Angkut tiang pancang ke samping alat pancang dengan crane
  • Tarik tiang pancang dengan sling pada alat pancang
  •  Pengikatan sling pada jarak 1/3L dari ujung tiang
    
    C. Topi Pancang (caping)
  • Topi pancang diletakkan pada kepala pancang. Tujuannya untuk melindungi ujung tiang pancang dari pukulan hammer dan untuk meratakan pemukulan ke tiang pancang
  •  Caping dibuat dari plat baja tebal 15-25mm
  •  Hammer dan tiang pancang harus terletak pada satu garis sumbu agar pukulan merata
    D. Bantalan Kepala Tiang Pancang

  • Gunakan bantalan kayu (tebal 10cm) diantara kepala tiang dan topi. Persiapkan cadangan kayu karena pukulan berulang dapat merusak bantalan
    E. Penanganan Tiang Pancang

  • Pada saat pengangkatan, sling diikatkan pada 2 atau 4 titik
  • Pada kasus 2 titik angkat, sling diletakkan pada jarak 1/5L x panjang tiang pancang dikedua ujung
  • Pada kasus 4 titik angkat, sling diletakkan pada jarak 1/5L x panjang tiang pancang di kedua ujung ditambah pada jarak 1 meter dari titik tersebut



2. Peralatan angkat
    Peralatan kedua yang pasti ada adalah alat angkat: crane. 
    Kapasitas angkat crane sangat ditentukan oleh:
  • Radius kerja dimana semakin jauh radius benda yang diangkat, semakin kecil kapasitas crane




2A. Crawler crane
  • Alat angkat dengan sistem under carriage track (rantai)
  • Tidak memerlukan outrigger
  • Dapat langsung mengangkat beban meski jalan kerjanya kurang baik
  • Boom dibuat dari bahan tubular high strength steel chords, dibuat segmen per segmen (boom fix cremona) dimana masing-masing segmen dapat disambung dengan sistem pin sesuai kebutuhan ketinggian angkat
  • Boom dasar (basic boom) dan boom ujung (tip boom) berbeda dengan boom insert
  • Hook block dipasang pada 4 sheaves (pulley) yang dilengkapi dengan swivel hook agar dapat berputar bebas
  • Wire roop (sling) dapat diatur dari 1-8 fall
  • Crawler crane yang berfungsi sebagai dragline atau clamp shall mempunyai dua buah drum sling: angkat (wajib gunakan sling anti twist/non rotating rope) dan tarik
    • drag line
      • alat gali untuk material yang letaknya lebih tinggi dari permukaan alat
      • memiliki boom lebih panjang dari alat gali lainnya, sehingga stabilitas dragline harus diperhitungkan
      • bagian ujung bucket dikaitkan kabel drag untuk menarik bucket ke arah dragline saat penggalian
      • material yang digali harus lunak sampai agak keras

    • clamshell
      • alat gali untuk material tanah lepas: pasir, kerikil, batuan pecah
      • mengangkat material secara vertikal
      • untuk bucket yang berat dipasang gigi sebagai alat bantu

http://www.genscoequip.com/clam2.jpg
  • Anti twist berfungsi agar sling tidak terurai/terbuka lilitannya jika barang yang diangkat berputar
  • Cocok untuk kondisi pekerjaan dengan jangka waktu pemakaian relatif lama, jarang berpindah lokasi, tempat sempit dan daya dukung tanah rendah
  • Untuk mobilisasi jauh, siapkan low bed trailer (dolly) untuk mengangkutnya
  • Saat mobilisasi jauh, untuk keamanannya boom harus dipotong/dipendekkan
  • Cara penyambungan segmen boom:
http://constructionmisc.tpub.com/TM-5-3815-224-14P/img/TM-5-3815-224-14P_9_1.jpg



2B. Hydraulic Mobile Crane
  • Alat angkat dengan sistem roda ban, mudah berpindah dan boom dapat dipendekkan
  • Kemampuan angkat sesuai dengan radius jarak
  • Untuk kestabilan, hydraulic mobile crane dilengkapi 4 independent out rigger yang harus dikeluarkan secara full saat pengangkatan
  • Tapak out rigger diganjal dengan balok kayu atau pelat besi untuk menghindari penurunan tanah karena penurunan sebelah kaki out rigger dapat mengakibatkan crane terguling
  • Sesuai dengan chasis mobil, hydraulic mobil crane dibagi 2:
  • Mobile crane: chasis seperti mobil truck. Roda: 4,6,8 atau 10. Silinder panjang
  • Rough terraine crane: roda ada 4 (besar) dengan ukuran ban 26,5x25 inchi. Ukuran chasis pendek dan silinder full diatur oleh sistem hidraulik
  • pastikan sirine berbunyi jika pengangkatan melebih batas kritis crane
  • jangan melakukan pengangkatan jika beban tidak vertikal satu sumbu dengan hook karena boom dapat bengkok
2C. Sistem kendali Crane
  1. Hydraulic System
    • semua bagian: pompa dan motor hidraulik, valve silinder, seal, out rigger, boom, sudut/angle boom, sling angkat/turun, slewing diatur dengan sistem hidraulik yang dikendalikan dari dalam kabin - cepat, lembut dan tidak bersuara
    • sistem hidraulik memakai 3 pompa, berfungsi untuk:
      • hoisting (naik-turun beban)
      • slewing (berputar)
      • boom (panjang-pendek) dan out rigger
    • oleh karena itu, pentingnya pengecekan sistem hidraulik dan oli nya
    • pastikan level minyak hidraulik tidak kurang dan terlambat penggantiannya karena pompa akan cepat rusak dan keausan pada rumah pompa, silinder dan piston, sehingga kemampuan angkat crane menurun
    • perhatikan seal, jika bocor harus diganti
  2. Telescopic Boom
    • umumnya bertingkat 3 atau 4 section, dengan panjangnya @8-10 meter
    • efisiensi dan kecepatan untuk pengangkatan tinggi dengan beban ringan, boom disambung dengan auxiliary jib dan menggunakan sling satu (single rope lifting operation)
  3. Automatic Detection
    • adanya sistem advanced Microcomputer Control System untuk melindungi crane dari bahaya over load, melalui perhitungan critical load secara presisi melalui program komputer yang terhubung pada fungsi pokok crane:
      •  safety level (total moment)
      • boom angle
      • working radius
      • boom length
      • critical load
      • actual load
      • maximum hook lift
  4. Slewing 
    • pastikan posisi crane water level
  5. Brake
    • pastikan automatic brake berfungsi otomatis jika terjadi masalah pada sistem hidrolik atau salah pengoperasian
2D. Keselamatan peoperasian crane:
  • HARUS ADA permit lifting dan deskripsi alat yang digunakan
  • Operator mempunyai SIO
  • Operator membaca buku manual dan memahami bagaimana cara mengantisipasi, terutama jika terjadi kecelakaan
  • Operator harus mampu menolak pengerjaan yang diperhitungkan dapat menyebabkan kecelakaan. Tidak boleh start atau stop mendadak dan perpindahan secara cepat
  • Alat berat/angkat diinspeksi sebelum manuver ke lapangan dan Dokumentasi Ijin Pengesahan Penggunaan Pesawat dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi masih berlaku dan kondisi alat berat masih layak
  • Pastikan tempat berpijak aman, daya dukung tanah keras serta radius swing aman
  • Pastikan sirine automatic
    detection dan brake berfungsi
  • Tidak boleh ada pekerja yang berada di bawah wilayah pengangkatan
  • Saat pengangkatan, pastikan ada signal man dan sling tidak melilit/melintir
  • Posisi sling harus vertikal sebelum pengangkatan dan tidak menarik beban dari samping atau diluar jangakauan crane
  • Lifting tools sudah diinspeksi dan pemakaian sling/wire sesuai beban
  • Tidak melakukan pengangkatan jika cuaca buruk atau angin kencang atau hujan
  • Pastikan wilayah pengangkatan aman dari power lines. Jaga jarak 3,5meter dari power line 50.000 volts (+ 1cm setiap pertambahan 1kV jika >50kV)
  • Saat operator meninggalkan alat:
    • mesin dalam keadaan mati dan transmisi harus dalam keadaan disengaged
    • bucket atau beban harus dilepas (berada di tanah dalam posisi tepat)
    • swing brake dan traksi posisi di rem untuk melindungi crane agar jangan bergerak
 2E. Wire Rope pada Boom - penyebab kerusakan


  • pemakaian diameter yang salah, konstruksi dan kualitas mutu rendah
  • gesekan tinggi karena pelumasan tidak baik
  • ukuran wire rope and sheaves (pulley) tidak sama, berbeda ukuran
  • gulungan pada sheaves (pulley) tidak teratur
  • pemakaian klem yang salah
  • pengangkatan beban yang melebihi kapasitas
  • cacat atau tidak
  • berapa kawat telah putus per lay
  • adakah kororsi
  • pelumasannya
  • kondisi pulley, bearing
Oleh karena itu perlu inspeksi dan perawatan sling setiap minggu. Pengecekan kondisi sling:
Pelumasan diperlukan karena selama pemakaian sling mengalami perubahan tegangan: dari kendor menjadi tegang, gesekan antar kawat, gesekan dengan pulley jika bearing macet yang mengakibatkan diameter sling mengecil dan keacusan lebih dipercepat. 


PEMELIHARAAN

Kurangnya pengetahuan keselamatan serta tidak membaca instruksi penggunaan menyebabkan rendahnya tingkat pengendalian dan pencegahan terhadap bahaya. Pada alat berat, bahaya yang umumnya terjadi adalah:
  1. Arus / tegangan berlebihan
    • timbul pada terminal-terminal aki atau kabel sistem listrik yang menimbulkan panas. Panas ini melelehkan kabel atau konduktor yang dilewati oleh aliran arus hubungan singkat tersebut. jika terdapat bahan mudah terbakar, uap yang terbentuk akan berinisiasi dengan panas dan menimbulkan kebakaran.
      • Peringatannya: Jangan menghubungkan/memutuskan hubungan terminal aki pada saat saklar pemutus hubungan sedang ON dan sistem mesin sedang diaktifkan karena akan terjadi perbedaan potensial tegangan
      • Periksalah polaritas hubungan aki.
      • Jangan ganti sekring dengan rating arus berbeda dan hindari bypass sekring
    • jangan biarkan terminal (telanjang/tidak diisolasi) yang sedang diputuskan (dalam kondisi rangkaian listrik tetap aktif) bersentuhan dengan komponen, chassis/bodi atau ke rangkaian lainnya untuk menghindari terjadinya shorting atau grounding
  2. Alat bergerak sendiri
    • gerakan ini disebabkan oleh kesalahan prosedur pengisolasian alat/kendaraan sebelum mulai bekerja
    • hal ini umumnya terjadi pada kegiatan pemeliharaan, pengujian listrik harus dilakukan pada saat mesin hidup untuk mengetahui sistem listrik. Seringkali tehnisi lupa bahwa mesin sedang hidup dan dapat bergerak sendiri
    • contohnya: solenoid katup kontrol hidrolik yang aktif dengan tidak sengaja sehingga bucket/blade jatuh
Beberapa pencegahan yang dapat dilakukan pada saat pekerjaan pemeliharaan
  1. Isolasi rangkaian listrik dari aki yang diisi sebelum aki jumper dihubungkan ke terminal positif aki yang hendak diiisi. 
    • kabel jumper positif dihubungkan ke terminal suplai positif pada alat yang macet, sedangkan jumper negatif ke rangka alat yang baik
      • Mencegah agar rangkaian aktif pada mesin tidak langsung menarik arus dari aki jumper yang dapat menimbulkan percikan api pada saat terminal-terminal dihubungkan
  2. Pada saat pengisian aki, saklar isolasi harus diOFF
    • jika terminal aki hendak dilepas dari aki, lepaskan lebih dulu terminal pembumian 
  3. Perhatikan beberapa hal berikut saat hendak melakukan pengelasan pada mesin:
    • matikan saklar isolasi. lepaskan terminal aki dan tutup aki untuk mencegah percikan las menyulut aki
    • lepaskan kabel output alternator sistem pengisian dari bridge rectifier
    • hubungkan kabel grounding pengelasan sedekat mungkin dengan benda kerja dan ke permukaan logam yang baik dan bersih untuk mencegah arus stray yang menimbulkan rute konduktif bolak balik melalui rangkaian listrik
    • jangan biarkan pembumian pengelasan bersentuhan dengan kabel atau komponen listrik manapun
    • jika pengelasan dilakukan terlalu dekat dengan peralatan listrik yang lemah, sebaiknya alat pemutus (circuit breaker) dibuka dan sekring dilepas agar medan elektromagnet tidak menginduksi tegangan dan arus di dalam rangkaian alat


SUMBER:

Wilopo, Djoko. "Metode Konstruksi dan Alat Berat". UI Press:2009

Budi Tri Siswanto. "Teknik Alat Berat Jilid 3 untuk Sekolah Menengah Kejuruan". Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan:2008.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar