Kecelakaan tidak terjadi begitu saja, tetapi terdapat
serangkaian peristiwa terdahulu yang mendorong terjadinya kecelakaan tersebut.
Banyak model investigasi yang dikemukakan para ahli untuk menjelaskan faktor
penyebab kecelakaan. Beberapa yang akan dibahas:
I. Bird and Loftus
Teori Domino menggambarkan bahwa rangkaian
peristiwa yang mengarah pada kecelakaan tersebut dapat diprediksi. Teori ini dibagi
menjadi tiga fase:
- Precontact phase à mengacu peristiwa/kondisi yang mengarah pada kecelakaan
- Contact phase à tahap dimana individu, mesin, fasilitas mengalami kontak dengan energi yang melebihi kemampuan fisik
- Postcontact phase à mengacu pada hasil kecelakaan atau paparan energi, seperti cidera fisik, penyakit, kemunduran produksi, kerusakan peralatan dan/atau fasilitas dan hilangnya reputasi/citra perusahaan
Permainan Domino memperlihatkan
dimana saat potongan domino berbaris dan domino pertama jatuh, maka akan
mendorong domino berikutnya jatuh hingga tidak tersisa.
Sedangkan Heinrich (1931)
mengatakan 88% kecelakaan terjadi karena unsafe act, 10% karena unsafe
condition dan 2% karena act of God. Penekanan ini lebih kepada kesalahan
manusia karena manusia terpengaruh oleh lingkungan.
Teori ini selanjutnya dikembangkan
dan disempurnakan. Frank E.Bird dan Robert G.Loftus mengemukakan teori penyebab
berdasarkan urutan:
- Manajemen à kurangnya pengawasan dalam fungsi managerial, seperti perencanaan, organisasi, pimpinan danpengawasan (kontrol)
- Sebab utama:
- Kurang pengetahuan
- Kurang motivasi
- Kurang keterampilan
- Problem stres atau mental
- Kemampuan tidak mencukupi secara fisik dan mental
- Standar mutu pekerjaan tidak memadai
- Kepemimpinan dan pengawasan kurang
- Desain dan maintenance tidak baik
- Pemakaian yang tidak normal
- Kurang perawatan
- Tindakan tidak selamat
- menjalankan peralatan tanpa wewenang
- gagal memperingatkan
- gagal mengamankan
- bekerja dengan kecepatan tidak sesuai
- alat pengaman tidak dioperasikan
- melepas alat pengaman
- menggunakan alat yang rusak
- menggunakan alat tidak benar
- gagal menggunakan alat keselamatan dengan benar
- memuat tidak aman
- menempatkan tidak aman
- mengangkat tidak aman
- posisi kerja tidak aman
- memperbaiki alat yang masih beroperasi
- bermain-main
- pengaruh obat-obatan atau alkohol
- Kondisi kerja tidak selamat
- pengaman atau penghalang tidak memadai
- alat keselamatan tidak cukup atau tidak memadai
- peralatan, material, alat rusak
- halangan atau ruang gerak tidak mencukupi
- alat pengaman tidak memadai
- bahaya kebakaran dan ledakan
- kebersihan tidak baik atau ruang kerja berantakan
- kondisi lingkungan berbahaya: gas, debu, asap, uap
- kebisingan
- radiasi
- pajanan temperatur tinggi atau rendah
- penerangan kurang atau berlebihan
- ventilasi tidak memadai
kemampuan
struktur badan
5. Kerugian à
langsung dan tidak langsung dirasakan oleh pekerja dan perusahaan
II. Surry Model
Jean Surry mengembangkan model penyebab kecelakaan yang berasal dari model
epidemiologi Schuman. Dalam bukunya, Industrial
Accident Research – A Human Engineering Appraisal (1969) mengkelompokkan kerangka teoritis dan
konseptual yang diidentifikasi menjadi 5 katagori berbeda, yaitu:
- Chain of multiple events mode
- Model epidemiologi
- Energi pertukaran model
- Model perilaku
- Model sistem
Dimana kesimpulannya adalah
masing-masing model menekankan aspek yang berbeda-beda. Dalam pandangannya,
Surry menggambarkan kecelakaan dalam serangkaian pertanyaan yang membentuk
hierarki bertingkat, dimana jawaban setiap pertanyaan tersebut menentukan
apakah suatu peristiwa mengarah pada kecelakaan atau tidak.
Model Surry fokus
pada interaksi antara manusia dengan lingkungannya, dengan tiga tahap utama
yang dihubungkan dua siklus yang sama:
Tahap 1: Danger Build Up
Manusia dalam lingkungan total,
termasuk parameter lingkungan dan manusia terhubung secara relevan. Diasumsikan
bahwa melalui reaksi individu (berupa tindakan atau tidak), bahaya secara
intrinsik terdapat di setiap lingkungan yang ada. Pertanyaan pertama merupakan
awal tujuan analisis yang membangun (build
up) siklus tersebut. Jika ada tanggapan negatif dari salah satu pertanyaan,
maka bahaya tersebut akan semakin terealisasi.
Tahap 2: Danger Release
Dengan mengikuti rute daftar
pertanyaan, dapat membedakan apakah tindakan berbahaya tersebut disengaja
(secara sadar pekerja mengetahui bahaya yang dapat diterima) atau tidak
disengaja. Dari gambar diatas juga menjelaskan bahwa kesalahan pengolahan
informasi yang diterima pekerja menyebabkan semakin besar risiko terjadinya
kecelakaan di tempat kerja. Sehingga, cara pencegahannya adalah melalui
intervensi dalam setiap tahapan pengolahan informasi tersebut, yaitu:
a. Membangun hazard
communication
b. Safety induction,
safety meeting and training, dan safety
warning
III. Energy Damage Model
Oleh Derek Viner (1991), teori ini
fokus pada kegiatan identifikasi berbagai jenis potensi bahaya dalam bentuk
sumber energi (dengan jumlah tak terduga) di tempat kerja, sehingga dapat
dilakukan kontrol bahaya dengan cara merancang berbagai metode yang dapat
mengeliminasi atau meminimalisasi agar tidak mendatangkan bahaya bagi pekerja
maupun tempat kerja.
Gambar diatas menunjukkan
intensitas energi pada titik kontak melebihi ambang batas yang dapat diterima salah
satu energi.
Adapun bahaya diartikan sebagai sumber energi
walaupun dalam keadaan diam, yang berpotensi merusak dan kecelakaan. Kerusakan
tersebut sebagai hasil dari kurangnya pengendalian terhadap energi atau disebut
hazard control mechanism. Mekanisme itu
dapat berupa kontaimen (penahan): baik fisik maupun struktural, barrier
(penghalan), proses, dan prosedur.
Space transfer
mechanism merupakan sepanjang aliran energi yang terdapat diantar sumber
energi dengan recepient (penerima).
Permukaan terluar yang terkena dan rentan terhadap energi disebut recipient’s boundary.
Energi itu dapat berupa energi akustik (bising),
energi kimia yang digunakan untuk mengoperasikan dan memelihara mesin serta gas
buangan, energi panas dari bahan bakar atau gesekan dan energi manusia yang
digunakan untuk pergerakan.
Untuk pencegahan kecelakaan, dilakukan intervesi
pengendalian pada tiga titik sumber: sumbernya, sepanjang aliran energi dan
pada penerima.
IV. Management Oversight and Risk Tree (MORT)
Tehnik MORT dikemukakan oleh W.G.Johnson dari Aerojet
Nuclear pada tahun 1970. Terminologi yang digunakan dalam MORT terdiri dari
simbol, logika, transfer dan singkatan. Sebagai tehnik analisis yang reaktif,
MORT berfungsi untuk:
- Identifikasi suatu kelalaian atau kegagalan fungsi dalam managemen yang menyebabkan kecelakaan
- Investigasi kecelakaan dan evaluasi secara proaktif pengendalian bahaya
- Identifikasi semua faktor penyebab kecelakaan secara detail
- Memastikan tindakan perbaikan yang dilakukan sudah mencukupi
Pada dasarnya MORT mendeskripsikan
seluruh aspek terlihat dalam sistem managemen keselamatan. Diagram pohon penyebab
digunakan untuk mengilustrasikan bahwa kecelakaan merupakan hasil kecerobohan
atau penyimpangan dari risiko yang telah diperkirakan (assumed risk). Assumed risk
sebenarnya telah disadari/diketahui oleh manajemen, tetapi diputuskan untuk dibiarkan,
yakni dengan tidak mengambil tindakan perbaikan atau karena pembiayaan yang tidak efektif.
Untuk menyempurnakan, tehnik MORT ini
harus dilengkapi pelatihan secara intensif, tidak terbatas hanya pada kemampuan
analis untuk identifikasi sumber energi berbahaya saja dan meluangkan lebih
banyak waktu ketika mempelajari table MORT yang memiliki 1500 kejadian dasar,
100 are masalah dan sejumlah besar kriteria penilaian.
V. System Models
V. System Models
Teori model sistem ini menjelaskan dimana pada awalnya pekerja melakukan tugasnya
dalam suatu lingkungan kerja disebut sistem manusia-mesin.
Poin 1:
Pekerja mulai menjalankan fungsinya dengan
adanya interaksi antara manusia-mesin-lingkungan dalam menjalankan
tugasnya. Namun, dalam perjalanannya, ada suatu kegagalan, baik dari segi
peralatan, manusia atau lingkungan yang mengganggu keseimbangan awal hingga
berdampak pada suatu bencana alam.
Poin 2:
Terlihat dimana ada penghalang antara keseimbangan
manusia-mesin-lingkungan dengan pencapaian tugas, yaitu informasi. Pekerja
membutuhkan informasi untuk mengambil suatu keputusan. Penanganan risiko
tergantung pada kebenaran informasi, pengetahuan dan ketepatan keputusan yang
diambil oleh pekerja.
Poin 3:
Lingkungan memiliki peran yang signifikan. Suatu
kegagalan yang terjadi di lingkungan kerja akan mempengaruhi pekerja dan
peralatannya dan berdampak pada suatu situasi kecelakaan yang berakibat pada
kerugian, yakni ketidakmampuan menyelesaikan tugas. Komponen dalam lingkungan
termasuk pada ‘stressor’ yang memblokir kapabilitas pekerja dalam
membuat keputusan. Kesimpulannya adalah suatu kejadian kecelakaan terjadi
karena banyak sebab. Hal ini dapat terjadi akibat manusia yang tidak mampu
membuat keputusan atau ada kegagalan pada mesin dan lingkungan sehingga
keseimbangan tidak tercapai dan berakibat pada kecelakaan.
Dari ketiga poin, variabel yang penting diperhatikan adalah stressor.Stress dibagi menjadi 3, yaitu:
- psychological : gelisah, agresivitas dan kelelahan
- physological : narkotika dan alkohol
- physical origin : glare, suhu ekstrim
Sumber referensi:
- Health and Safety Professionals Alliance (HaSPA). 2012. Model of Causation: Safety. Safety
Institute of Australia Ltd.
- International Safety Rating System, Element 5-Accident/ incident investigation,
1996, United Kingdom.
- Heinrich,
H. W., Petersen, Dan., Roos, Nestor. Industrial
Accident Prevention A Safety Management Approach. United States
of America.
- modul kuliah
mantabs salam safety first
BalasHapusmantabs salam safety first
BalasHapusbahas tentang inspeksi K3 dong
BalasHapusTKS UKUTAN BELAJAR K3LL
BalasHapusPokerAyam adalah Sebuah Situs Permainan Poker Online dimana anda bisa bermain taruhan Kartu Tradisional seperti Qiu Qiu, Capsa Susun, Ceme, ataupun permainan taruhan Kartu Internasional seperti Texas Holdem Poker menggunakan mata uang rupiah. Untuk mendaftarkan akun taruhan kartu di situs kami, anda dapat menggunakan rek buku tabungan yang terdaftar di Bank Lokal Indonesia Seperti BCA, BNI, BRI, Mandiri, Danamon dan Semua Bank Lainnya yang terdaftar melalui Rek Bersama.
BalasHapusPoker Deposit Pulsa 2019 | IDN Poker Deposit Pulsa | Deposit Via Pulsa | QQ Deposit Pulsa
Untuk Minimal Deposit :: Rp 10.000,-
Untuk Minimal Withdraw :: Rp 25.000,-
Poker Online
DominoQQ
Ceme Online
Ceme Keliling
Capsa Susun
Omaha
Super10
Situs Ceme Deposit Pulsa
Hubungi Kami
http://165.22.51.220
Livechat : PokerAyam
WA : 081222221680
LINE : POKERAYAM